Hikmah Sholat Jumat - Jumat Kita
Hikmah Sholat Jumat

Hikmah Sholat Jumat

Share This


Sholat Jumat merupakan sholat wajib yang harus dipenuhi bagi seorang mukmin. Terlepas dari apakah umat Syi'ah menganggap sholat Jumat sebagai sebuah kewajiban atau tidak, tetapi bagi kalangan sunni yang merupakan umat Muslim terbesar di Indonesia menganggap sholat Jumat sebagai sebuah kewajiban. Bahkan, jika tidak melaksanakan shalat Jumat sebanyak tiga kali berturut-turut, bisa dikatakan sebagai orang yang munafik.

Dalam hadis sahih sendiri dijelaskan bahwa meninggalkan sholat jumat sebanyak tiga kali berturut-turut, maka ia akan dikunci hatinya. Dalam hadis yang berbeda juga menyebutkan bahwa meninggalkan sholat jumat sebanyak tiga kali, maka ia telah membuang Islam. Dalam Al Quran sendiri, sholat jumat dijelaskan bahwa setiap orang muslim wajib untuk melaksanakan shalat jumat, bahkan ia harus meninggalkan jual-belinya demi tegaknya shalat jumat. Keterangan mengenai kewajiban shalat jumat dijelaskan dalam QS Al Jumuah ayat 9. Kewajiban melaksanakan shalat jumat juga dijelaskan dalam berbagai hadis sahih, antara lain hadis riwayat Muslim dan Abu Daud.

Dalam hadis riwayat Abu Daud, shalat jumat wajib ditegakkan bagi setiap muslim, kecuali hamba sahaya, perempuan, anak kecil (belum baligh), dan orang sakit. Bahkan dalam suatu hadis riwayat Muslim, Nabi Muhammad berniat membakar rumah seorang muslim yang meninggalkan shalat jumat. Hal ini mengindikasikan bahwa shalat jumat merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan.

Meskipun demikian, apakah kita tahu apa hikmah di balik perintah salat jumat yang menjadi sebuah kewajiban bagi setiap mukmin? Untuk menjawab hal tersebut, redaksi Islam Cendekia menggelar diskusi terbatas yang membahas seputar hikmah sholat jumat. Diskusi internal-terbatas tersebut menghadirkan pemimpin umum Islamcendekia.com Lismanto, pemimpin redaksi Islamcendekia.com Hamidulloh Ibda, serta beberapa mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo.



 
Hikmah sholat jumat

Menurut Lismanto, dari segi sosial, hikmah sholat jumat adalah momentum untuk saling berinteraksi dengan sesama muslim lainnya. Momentum ini tidak didapatkan pada salat berjamaah lainnya. Kenapa demikian? Sholat jumat biasanya diikuti setiap lapisan masyarakat Islam dari lintas daerah, lintas jabatan, dan lintas generasi untuk berbondong-bondong melaksanakan sholat jumat dengan kapasitas yang biasanya jauh lebih banyak ketimbang shalat berjamaah pada shalat lima waktu.


Maka, jika sholat jumat tidak dimanfaatkan sebagai momentum untuk membentuk ikatan ukhuwah atau tali silahturahmi yang kuat, maka sebetulnya sholat jumat menjadi kurang mulia. "Sepengetahuan saya, sebagian besar mukmin menegakkan salat jumat untuk menggugurkan kewajiban saja, tidak untuk memetik hikmah lainnya. Padahal, salat jumat merupakan momentum yang sangat bagus untuk berinteraksi dengan sesama mukmin, menjalin interaksi sosial, dan merekatkan nilai ukhuwah. Salat jumat mengandung hikmah yang sarat akan nilai hablum minannas, bukan sekadar hablum minallah. Jika nilai hablum minannas tidak ditegakkan, saya pikir salat jumat sebatas sebagai penggugur kewajiban, bukan salat jumat yang penuh dengan kemuliaan," ujar Lismanto.

Dengan memperhatikan aspek tersebut, shalat jumat menjadi momentum sebagai sebuah shalat jamaah yang memiliki nilai tambah, yakni media untuk bersosialisasi, menciptakan karakter dan pribadi yang lebih terbuka, serta bisa menjalin dan membentuk "keluarga mukmin" yang akrab. Sayangnya, selama ini salat jumat sebatas dimaknai sebagai sebuah kewajiban yang harus dilakukan setiap hari Jumat, sementara hikmah, manfaat, atau nilai-nilai yang terkandung di dalam salat jumat menjadi kabur atau pudar, bahkan hilang.

Sementara itu, Hamidulloh Ibda menekankan pentingnya ceramah pada salat jumat. "Khutbah harus menjadi momentum tepat untuk memberikan pencerahan, pemahaman, dan peningkatan kualitas pengetahuan kepada jamaah salat jumat," kata Ibda. Menurutnya, khutbah itu tidak boleh membawa teks atau catatan karena aktivitas khutbah bukan sebagai aktivitas membaca, tetapi menjadi sebuah momen untuk membangun interaksi satu arah kepada jamaah untuk memberikan pemahaman dan pencerahan kepada jamaah sehingga khatib harus benar-benar meresapi apa yang ia katakan.

Konten ceramah pun tidak harus ilmu agama, tetapi juga ilmu kehidupan sehari-hari yang paling tidak berkaitan dengan nilai-nilai Islam. Dengan demikian, konten ceramah pada saat khutbah benar-benar memberikan pengetahuan dan pencerahan yang bermanfaat, bukan sekadar aktivitas formal untuk menggugurkan kewajiban khutbah dalam salat jumat.

Hikmah salat jumat lainnya adalah Islam sangat menjunjung tinggi perbedaan. Begitu juga dengan salat jumat, tidak ada perbedaan suku, ras, warna kulit, derajat atau pangkat, bahasa, dan lainnya. Sebetulnya hal ini juga menjadi hikmah bagi shalat berjamaah. Inilah simbol persatuan dan kesatuan umat Islam yang tanpa membedakan segala jenis suku, bahasa, warna kulit, atau derajat manusia, apalagi kelas sosial.

"Maka, sangat tidak memaknai arti sholat jumat jika ada orang yang dalam seremonial salat jumat, ia datang kemudian duduk, salat jumat, setelah itu ia menyibukkan diri dengan ritual doa tanpa berjabat tangan dengan jamaah di kanan-kirinya. Oleh karena itu, selain salat jumat itu menunjukkan rasa persatuan dan kesatuan bagi mukmin, shalat jumat itu harus dimaknai sebagai momentum bersosialisasi dengan mukmin lainnya. Menunjukkan rasa persatuan dan kesatuan itu tidak sekadar ditunjukkan dengan formalitas datangnya tubuh kita ke masjid, tetapi hati kita juga harus memahami sepenuhnya menyatakan dengan ikhlas kesungguhannya mencintai sesama mukmin, meski rasa cinta kita juga harus kita rayakan kepada setiap makhluk," ujar Lismanto.



ISLAM CENDEKIA 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages